Monday, February 24, 2014

MENGANTUK BISA BERAKIBAT FATAL


by dr.Lelitasari,MKK

Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan berita meninggalnya seorang ustad terkenal akibat kecelakaan lalu lintas tunggal . Kejadiannya sekitar jam 1 dini hari. Beberapa peristiwa kecelakaan lalu lintas sebelum dan sesudah peristiwa tsb juga terjadi  pada dini hari. Mobil nyemplung di kolam bundaran HI, mobil nabrak di Serpong, dll. Jika kita tarik benang merahnya semua kasus-kasus kecelakaan tersebut terjadi disaat orang-orang pada umumnya sedang tidur lelap. Artinya apa ? Pasti ada kaitannya antara kondisi pengemudi dengan terjadinya kecelakaan. Apakah  itu ?
Pernahkah anda mendengar istilah Circadian Rhytm atau Circadian Circle ? Circadian Cycle (Siklus Sirkadian)  adalah perubahan fisik, mental dan perilaku organisme mengikuti perputaran siklus 24 jam, terutama respon terhadap gelap dan terang dilingkungannya. Ditemukan pada hampir semua jenis makhluk hidup, termasuk manusia, binatang, tumbuhan dan berbagai mikroba. Asal kata Sirkadian (Circadian) dari bahasa Latin yang artinya Circa : about , Dies : a day.

Safety Question & Answer


1. What is Safety ?
It is a condition which gives you freedom from hazard, risk, accident which may cause injury, damage and loss to material or property damage and even death.
2. What is accident ?
It is an unexpected or unplanned event which may or may not result in injury or damage or property loss or death.
3. What is injury ?
It is defined as a harmful condition sustained by the body as a result of an accident.
4. What is hazard ?
Inherent property of a substance or an occurrence which has potential to cause loss or damage property, person or environment.

Klasifikasi bahan B3 menurut Keputusan Menteri Kesehatan


Depkes RI melalui keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983 telah memberi arahan mengenai bahan berbahaya beracun dan pengelolaannya, yang dibagi menjadi 4 (empat) klasifikasi, yaitu :

Klasifikasi I
Meliputi :
1. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
2. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga menimbulkan bahaya.

Thursday, February 20, 2014

SAFETY PEOPLE

   SAFETY PEOPLE
Safety People are UNIQUE. They see THINGS DIFFERENTLY.
Always OBSERVING with a caring eye.
Safety People THINK DIFFERENTLY too,
Always LOOKING OUT to me and you
( Orang- orang Safety memang unik. Mereka memandang sesuatu dengan cara 
BERBEDA. 
Selalu  MENGAMATI dengan mata penuh kepedulian. Orang- Orang Safety
 BERPIKIR DGN CARA BERBEDA juga, selalu MENGAWASI anda dan saya)

They see HAZARDS where others PASS THEM BY.
They often SEE POTENTIAL ACCIDENT before they happen, and they PREVENT THEM too,  
and often NO ONE EVEN KNOWNS ABOUT IT
 ( Mereka melihat BAHAYA yang TERLEWAT oleh mata orang lain. Mereka sering 
MELIHAT BAHAYA POTENSI  KECELAKAAN sebelum terjadi, dan mereka juga
 MENCEGAH  terjadinya bahaya tsb. Dan sering kali TAK SEORANGPUN
 MENYADARI hal ini)

Some call safety people are ODD DUCKS. Perhaps, they are  a lots of talking  and GO
 AROUND inspecting things, and they sometimes fly a long way for safety  meeting too.
 Same Safety People Do
( Ada yang menyebut Orang- Orang Safety BEBEK YANG ANEH. Mungkin benar, 
mereka BANYAK BERCELOTEH, dan BERKELIARAN mengawasi segala sesuatu.
 Dan kadang- kadang mereka juga terbang jauh menghadiri rapat keselamatan kerja. 
Ada orang-orang safety memang melakukan hal tsb.)

Yes, Safety People OFTEN  LIE AWAKE NIGHTS, dreaming OF an accident – free world for you and me. And then THEY WORKS LONG HOURS, making that DREAM COME TRUE. For me and you, Safety People do.

( Ya, orang- orang safery SERING TERJAGA SEPANJANG MALAM, 
memimpikan dunia bebas kecelakaan bagi anda dan saya. Dan kemudian 
MEREKA BEKERJA DALAM JAM YANG PANJANG, untuk MEWUJUDKAN IMPIAN itu, 
untuk saya dan anda, itulah orang – orang safety)

Safety People are TOUGH when it calls for  toughness. They are short and tall, fat and slim, and 
all those things. But they share one BURNING PASSION to SAVE LIVES and PREVENT
 INJURIES
. And to make this world a better, SAFER PLACE for us to live. It is true.
 ( Orang- orang safety bisa TEGAS bila ketegasan memang dibutuhkan.
Orang- orang safety bisa pendek atau tinggi, gemuk atau ramping. 
Dan segala sifat manusiawi lainnya. Tapi mereka sama- sama memiliki suatu
 KEINGINAN YANG MEMBARA untuk MENYELAMATKAN JIWA dan mencegah 
CEDERA, dan menjadikan dunia ini lebih baik, dan LEBIH AMAN untuk kita diami. 
Memang benar.....! )

So FORGIVE them THEIR UNIQUENESS, and just say, “ THANK GOD they are that way ! “

They are Safety People

 (Jadi , MAKLUMLAH KEUNIKAN MEREKA, dan katakan saja 
“ SYUKURLAH MEREKA SEPERTI ITU “

Mereka adalah Orang – orang Safety)




MODEL MODEL ALAT PEMADAM API


1.Jenis Halon Free – AF11 & AF11E

Jenis Halon Free – AF11 yaitu zat pemadam kebakaran berupa gas cair yang memadamkan api dengan menghentikan reaksi pembakaran. AF11 mempunyai daya padam yang sangat tinggi, tidak berwarna, tidak menyebabkan karat, tidak konduktif serta tahan lama, dan tanpa bekas. Sangat cocok untuk digunakan pada alat-alat computer, peralatan elektronik, laboratorium, dapur atau rumah makan. Penggunaan untuk Kelas “A”, “B”, “C”, dan “E” .AF11 = halon , AF11E = Halotron

2.Jenis Chemical Dry Powder (ABC)

Jenis Chemical Dry Powder dengan rumus kimia NaHCO3 atau Natrium Bicarbonate yang memadamkan api dengan cara membentuk lapisan pada bahan yang terbakar sehingga memisahkan udara dengan reaksi kimia, dan juga dapat berfungsi sebagai tirai terhadap panas atau nyala api. Nitrogen (N2) berfungsi sebagai alat pendorong yang hampir tidak dipengaruhi oleh kelembaban dan perubahan suhu sekitarnya. Jenis ini sangat tepat digunakan sebagai alat pertolongan pertama, terutama pada kebakaran yang disebabkan oleh minyak (cairan) serta kebakaran benda padat dan sejenisnya, termasuk kebakaran listrik dan LPG. Powder ABC ini tidak mudah menggumpal dan selalu siap pakai, dan bubuk ini tidak beracun dan tidak menghantarkan listrik dan mempunyai reaksi kimia yang sangat tinggi sebagai racun api.Penggunaan untuk Kelas “A”, “B”, “C”, dan “E”

3.Jenis Super Busa (AFFF) AF3

Jenis Super Busa atau Aqueous Film Forming Foam (AFFF). Jenis ini adalah busa mekanik yang paling baik dengan campuran air tawar atau air asin untuk kebakaran yang disebabkan oleh benda padat serta barang cair seperti bensin, oli, thinner, dan lain lain. Sewaktu disemprotkan karena kebakaran, segera mengembang ke permukaan membentuk suatu lapisan film dan bias untuk mencegah pembakaran kembali (Reflash atau reignition). Air yang merupaka unsur terbesar dari larutan ini bertindak sebagai pendingin.
Penggunaan untuk Kelas “A”, “B”

4.Carbon Dioxide Fire Extinguisher atau CO2

CO2 mempunyai daya pemadam yang tinggi dan tanpa menginggalkan bekas Penggunaan gas CO2 yang sangat cepat menguap dan tanpa meninggalkan bekas setelah pemadaman api, sangat efektif untuk dipergunakan di pabrik-pabrik, mesin-mesin presisi, instalasi listrik, substation, dll.
Daya Pendingin dan penghambat supply oksigen. Karbondioksida (CO2) adalah bahan kimia yang menghasilkan efek penghambat supply oksigen pada benda-benda yang terbakar, dimana bila disemprotkan ke kobaran api, CO2 ini akan mengusir oksigen dari udara dan menutup aliran oksigen ke lingkungan/benda-benda yang terbakar. Disamping itu daya pendinginnya dengan cepat dapat memadamkan api.
Sangat baik untuk cairan yang mudah terbakar, computer, peralatan data processing, laboratorium, dsbnya. Isolasi dari gas CO2 memberi keamanan dalam operasi pemadam kebakaran guna pencegahan terkena aliran listrik atau terambar api dari bahan cair yang mudah terbakar.
Penggunaan untuk Kelas “B”, “E”

5.AF21 - CAIRAN PELINDUNG ANTI API

dengan AF21 yang disemprotkan ke materi kain, sofa, gorden, karpet, boneka, kain, handuk, selimut, kayu AKAN SECARA OTOMATIS MENJADIKAN MATERI DIATAS MENJADI ANTI BAKAR walaupun dibakar oleh api las/bensin atau kata lain materi diatas tidak dapat dibakar oleh api 1500 derat celciius sekalipun.AF21 merupakan bahan dasar apabila anda ingin menciptkan selimut anti api, jaket anti api, kantong anti api dll...

Klasifikasi Kebakaran 


Kelas “A”
yaitu kebakaran oleh benda padat seperti kayu, kertas, tekstil, plastic dan sejenisnya, dan apabila kebakaran akan meninggalkan bara/abu

Kelas “B”
yaitu kebakaran oleh zat cair seperti bensin, oli, minyak tanah, solar, thinner, alcohol dan sejenisnya.
Kebakaran berada dipermukaan cairan mudah terbakar seperti : Minyak, Pelumas, Gemuk, dll)


Kelas “C”
yaitu kebakaran oleh gas yang mudah terbakar seperti gas LPG, karbit, phospide, dan sejenisnya.


Kelas “D”
Yaitu kebakaran oleh zat magnesium , lithium , titanium , akibat bahan metal dan kimia yang terbakar. Alat pemadam api jenis ini biasanya jauh lebih mahal dibanding jenis pemadam api lainnya. Jenis ini dipersiapkan untuk menghadapi kondisi-kondisi tertentu dan memerlukan latihan secara khusus.


Kelas “E”
yaitu kebakaran oleh listrik akibat arus pendek seperti pada generator, panel listrik, sentral telepon, transformator dan sejenisnya


Kelas “K”
Yaitu kebakaran untuk media coking , cooking –oils ( Minyak masakan ) , lemak ( fat s )

adalah alat pemadam api ringan yang khusus digunakan di dapur atau di tempat dengan kemungkinan api akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Klasifikasi ini baru ditetapkan di Amerika Serikat oleh Badan National Fire Protection pada tahun 1998, alat pemadam api jenis ini kurang populer mengingat api yang timbul didapur dapat dikategorikan pada api Class B, sehingga banyak dapur yang masih menggunakan alat pemadam api ringan Class B.

Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan ( A.P.A.R ) :


Walaupun berbeda bentuk dan ukuran, namun berbagai merk Alat Pemadam Api Ringan umumnya memiliki cara kerja yang hampir sama :

Di dalam bahasa inggris terdapat singkatan untuk memudahkan kita mengingat cara menggunakan alat pemadam api ringan, yaitu :

P.A.S.S

Pull atau Tarik Pin hingga segel putus atau

terlepas.
Pin berada diatas Tabung A.P.A.R
Pin juga berfungsi sebagai pengaman
handle atau pegangan dari penekanan
yang tidak disengaja.

Aim atau Arahkan nozzle atau ujung hose

yang kita pegang ke arah pusat api.

Squeeze atau Tekan handle atau Pegangan

Untuk mengeluarkan/menyemprotkan
isi tabung. Pada beberapa merk handle
penyemprot terletak Dibagian ujung
hose.

Sweep atau Sapukan nozzle yang kita

pegang ke arah Kiri dan Kanan api,
agar media yang disemprotkan
merata mengenai api yang sedang
terbakar


Perlu diingat setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki kemampuan jangkauan yang berbeda, disamping itu perhatikan arah angin sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam api ringan. Jangan sampai posisi kita berdiri berlawanan dengan arah angin, karena angin akan meniup kembali media yg kita semprotkan kearah kita berdiri. Sebaiknya kita berdiri diposisi membelakangi arah angin selain untuk menghindari tiupan hawa panas juga menghindarkan kita dari media yg kita semprotkan kembali kearah kita

Wednesday, February 12, 2014

LUKA DAN PERAWATANNYA


A. Pengertian
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit ( Taylor, 1997). Luka
adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain
(Kozier, 1995).
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel

Tuesday, February 11, 2014

Cara Penilaian Nyeri PQRST

Cara Penilaian Nyeri Berdasar PQRST

  1. P : Provokatif / Paliatif

    Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah karena terkena ruda paksa / benturan..? Akibat penyayatan..? dll.
  2. Q : Qualitas / Quantitas

Sunday, February 9, 2014

P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (first aid)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)adalah merupakan materi yang perlu di dipelajari baik oleh siswa, mahasiswa maupun masyarakat umum. Melihat terlalu banyaknya kejadian kecelakaan, maka penulis merasa tergerak untuk menulis artikel Pertolongan Pertama pada kecelakaan (P3K) ini. Walaupun terdapat begitu banyak artikel yang membahas tentang P3K tetapi tidak menyurutkan niat penulis untuk membuat artikel ini. Mudah-mudahan dengan artikel ini penbaca dapat menambah wawasannya dalam hal penanganan korban kecelakaan. Dalam artikel ini penulis menyajikan beberapa sub materi dari pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yaitu Devinisi P3K, Tujuan P3k, Prinsip - prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa P3K, Prioritas pertolongan pada korban kecelakaan, Tindakan pertama pada saat menemukan korban kecelakaan, Keluhan atau gejala penyakit yang diderita korban, Tindakan dan perawatan lanjutan pada korban kecelakaan, Pertolongan dan perawatan korban kecelakaan, Cara-cara mengevakuasi korban kecelakaan, alat atau bahan yang wajib berada di dalam kotak P3K dan nama-nama obat yang sering digunakan dan yang mudah di dapat di toko - toko atau apotik terdekat. Akhir kata, saya ucapkan banyak terimah kasih karna anda telah mengunjungi blog yang sederhana ini

I. DEFINISI P3K

Toksikologi Bahan Kimia

  • Organ targetnya : Hati, Ginjal, Sistem hermatopotik, dll.
  • Penggunaanya: Pestisida, Pelarut, Aditif, dll.
  • Sumbernya: Toksik tumbuhan dan binatang.
  • Efeknya: Kanker, Mutasi, Kerusakkan hati, dll.
  • Fisiknya: Gas, Debu, Cair, Aerosol.
  • Sifatnya: Mudah meledak, Korosif, Iritasi, dll
  • Kandungan kimianya: Amina aromatik, Hydrokarbon, Halogen, dll.

Saturday, February 8, 2014

Video Safety

1.Vidio yang berhubungan dengan PPE / APD Sayangi Telinga Anda

.Work area, Nearmiss, dan Argenomis

Vidio tentang  yang bisa dijadikan bahan sharing
1.Work are, Nearmiss, dan Argenomis


Dust Explosion

Pada tanggal 7 Februari 2008, terjadi ledakan besar pada pabrik pemurnian gula dekatSavnnah,Georgia, Amerika Serikat. Ledakan tersebut melukai lebih dari 30 orang dan meninggal 13 orang. Ledakan ini berasal dari dust explosion, yaitu ledakan yang disebabkan oleh debu halus (fine dust) yang tersuspensi diudara dan bercampur dengan zat pengoksidasi lain diudara. Banyak orang yang tidak mengetahui atau menyadari bahaya ledakan dari debu dan serbuk halus (fine powder). Sebagai contoh bahan-bahan yang bisa menyebabkan terjadinya dust explosion adalah bahan yang berbentuk serbuk halus (fine powder) atau debu halus (fine dust) yang terbuat dari hampir semua bahan organic seperti tepung terigu, gula, plastic, tepung kanji, bahan-bahan farmasi. Serbuk logam seperti Alumunium dan Magnesium juga bisa menyebabkan dust explosion.

Sunday, February 2, 2014

5 Program Penting Dalam Manajemen Risiko Industri Kimia

Dalam artikel-artikel sebelumnya tentang pemahaman risiko dan konsep manajemen risiko sudah dijelaskan pokok-pokok penting dalam sistem manajemen risiko. Disini akan dijelaskan secara ringkas 5 program penting dalam menerapkan manajemen risiko pada industry kimia. Meskipun 5 program ini dikembangkan berdasarkan pengalaman di industry kimia, namun juga dapat diterapkan pada jenis industry lain.
Program 1: Perencanaan
Dalam mengembangkan manajemen risiko diperlukan perencanaan yang baik yang meliputi hal-hal berikut:
  • Menetapkan sasaran yang ingin dicapai
  • Melakukan evaluasi terhadap persyaratan yang dibutuhkan
  • Membuat atau menetapkan kebijakan perusahaan dalam manajemen risiko
  • Mengadopsi guideline toleransi risiko
  • Merencanakan program manajemen risiko
Program 2: Analisis Risiko
Analisis risiko adalah proses pengumpulan data dan sintesa informasi untuk mendapatkan pemahaman tentang risiko dari suatu perusahaan. Dalam melakukan analisis risiko diperlukan tahapan-tahapan berikut, yaitu:
  • Menentukan teknik analisis risiko yang sesuai atau tepat. Terdapat berbagai teknik analisis risiko yang dapat digunakan, namun pemilihan metode yang tepat akan menghasilkan kesimpulan yang lebih akurat.
  • Mengidentifikasi bahaya disemua area operasi.
  • Melakukan estimasi risiko dari bahaya yang sudah di identifikasi sebelumnya.
  • Mengidentifikasi risiko-risiko besar / major yang dapat menimbulkan bencana bagi perusahaan.
  • Melakukan studi sensitivitas dari risiko yang ada.
Program 3: Kontrol
Setelah melakukan analisis risiko, maka akan didapatkan gambaran risiko yang ada secara keseluruhan. Hasil analisis risiko dapat berbentuk kualitatif ataupun kuantitatif tergantung dari teknik atau metode yang digunakan. Analisi risiko juga akan memberikan gambaran tingkat risiko dari berbagai potensi bahaya yang ada. Dalam tahapan kontrol ini, kita dapat menentukan risiko mana yang akan diprioritaskan untuk dikontrol atau semua potensi risiko akan dikontrol. Dalam sistem kontrol ada beberapa program yang harus dijalankan, yaitu:
  • Melakukan identifikasi perbaikan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan tingkat risiko.
  • Melakukan evaluasi terhadap opsi-opsi program pengurangan risiko.
  • Menentukan life cycle cost untuk opsi-opsi program pengurangan risiko.
  • Menentukan program pengurangan risiko yang paling efektif baik dari sisi biaya maupun pelaksanaan.
Program 4: Monitoring
Monitoring atau pengawasan adalah komponen yang sangat penting dalam penerapan sistem manajemen risiko. Tujuan dari pengawasan adalah untuk memastikan bahwa program yang sudah direncanakan berjalan sebagaimana mestinya. Monitoring dapat dilakukan dalam bentuk audit dengan tahapan sebagai berikut:
  • Mengembangkan program audit.
  • Mengimplementasikan program audit.
  • Memberikan umpan balik dari temuan hasil audit.
  • Mengidentifikasi perubahan yang membutuhkan dilakukannya analisis risko ulang.
Program 5: Komunikasi
Meskipun program kominikasi ditempatkan pada urutan paling akhir, namun pada pelaksanaanya program komunikasi sudah dimulai sejak awal perencanaan. Keberhasilan dari manajemen risiko juga sangat ditentukan oleh program komunikasi ini. Ada beberapa bentuk komunikasi yang harus dilakukan, yaitu:
  • Memberikan informasi kepada semua level manajemen untuk mendapat dukungan serta keterlibatan mereka.
  • Mengkomunikasikan semua program manajemen risiko kepada semua level yang ada dalam perusahaan.
  • Semua dokumen program termasuk SOP, Kebijakan dan laporan analisis risiko harus dibuat dalam format yang mudah dimengerti.
  • Memberikan tekanan terhadap keterbatasan atau asumsi-asumsi yang dibuat.
Untuk mengembangkan program-program manajemen risiko tersebut diatas, diperlukan pemahaman yang baik dan tepat terhadap risiko yang ada. Untuk mendapatkan pemahaman dari risiko yang ada, maka analisis risiko harus didasari oleh pengetahuan bahaya proses baik. Ada tiga pertanyaan dasar yang dapat digunakan untuk memahami risiko, yaitu:
1. What can go wrong?.
Fondasi dalam melakukan analisis risikonya adalah metode analisis yang digunakan.
2. How likely is it?
Fondasi dalam melakukan analisis risikonya adalah pengalaman historis kecelakaan.
3. What are the impacts? Fondasi dalam melakukan analisis risikonya adalah pengetahuan dan intuisi.
Kedalaman analisis risiko dapat bervariasi, tergantung dari potensi bahaya yang ada. Adakalanya analisis risiko sederhana sudah cukup memadai untuk menentukan tingkat risiko dari suatu potensi bahaya, naman adakalanya diperlukan analisis risiko yang rumit atau kuantitatif untuk menentukan tingkat risiko dari potensi bahaya lain.

Potensi Kecelakaan Bahan Kimia

Pentingnya Training K3 Untuk Mengurangi

Dalam sistem manajemen K3 (SMK3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor PER.05/MEN/1996 pada lampiran I poin 3.1.5 tentang pelatihan (training) disebutkan bahwa penerapan dan pengembangan sistem manajemen K3 yang efektif ditentukan oleh kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap tenaga kerja di perusahaan. Pelatihan merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja. OHSAS 18001 section 4.4.2 mensyaratkan bahwa setiap pekerja harus memiliki kompetensi untuk melakukan tugas-tugas yang berdampak pada K3. Kompetensi harus ditetapkan dalam hal pendidikan yang sesuai, pelatihan dan / atau pengalaman.Training K3 merupakan program yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dari berbagai studi yang dilakukan terhadap prilaku tidak aman dari pekerja diperoleh beberapa alasan (National Safety Council, 1985):

  1. Pekerja tidak memperoleh intruksi kerja secara spesifik dan detil.
  2. Kesalahpahaman terhadap intruksi kerja.
  3. Tidak mengetahui instruksi kerja.
  4. Menganggap instruksi kerja tersebut tidak penting atau tidak perlu.
  5. Mengabaikan instruksi kerja.
Untuk mencegah hal tersebut diatas terjadi maka sangat diperlukan training  bagi pekerja untuk memahami setiap instruksi kerja secara baik dan akibat yang dapat terjadi jika tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail.A (2010) menunjukkan bahwa training dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pekerja. Kemudian pengetahuan dan kompetensi pekerja tersebut dapat mengurangi kesalahan pencampuran dan parameter proses yang disebabkan oleh faktor pekerja, dimana kesalahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya bahaya reaktifitas kimia. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dingsdag (2008) yang menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan budaya dan prilaku K3 untuk mengurangi kecelakaan kerja maka diperlukan training K3 untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman K3 pada seluruh line management dan pekerja.
Setiap pekerja baru harus mendapatkan training yang cukup sebelum melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan. Training yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan dari area kerja masing-masing pekerja. Untuk memastikan bahwa pekerja baru sudah menguasai tugas dan tanggung jawab yang diberikan maka diperlukan tolok ukur sebagai umpan balik dari training yang diberikan. Training tidak hanya diberikan pada pekerja baru, akan tetapi pekerja lamapun harus diberikan training penyegaran. Pihak manajemen perusahaan harus membuat program training tahunan yang meliputi topik-topik baru maupun topik-topik lama sebagai penyegaran (re-fresh training).
Training yang diberikan harus meliputi pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) untuk meningkat kompetensi pokok (core competency) dan kompetensi K3 (safety competency). Kompetensi pokok adalah kompetensi minimum yang harus dimiliki pekerja untuk menjalankan tugas pokok yang dibebankan, misalnya operator produksi harus memahami dan mampu menjalankan mesin produksi, laboran harus mampu melakukan analisa dasar bahan kimia dan seterusnya. Namun kompetensi pokok saja tidak cukup untuk melakukan pekerjaan secara aman, maka diperlukan kompetensi K3. Pada umumnya training kompetensi pokok tidak dilengkapi dengan kompetensi K3 atau tidak mengandung aspek-sapek K3 (Dingsdag, 2008).
Secara garis besar training K3 yang diperlukan adalah sebagai berikut (National Safety Council, 1985):
  1. Training untuk karyawan baru, misalnya: peraturan umum perusahaan, profil perusahaan, peraturan K3 secara umum, kebijakan K3, program pencegahan kecelakaan, intruksi kerja yang dibutuhkan, bahaya ditempat kerja, alat pelindung diri, dst.
  2. Job Safety Analysis (JSA); pemahaman terhadap JSA dan proses JSA.
  3. Job instruction training (JIT); training yang secara spesifik menjelaskan prosedur kerja standar di area kerja masing-masing, misalnya; prosedur kalibrasi, prosedur pembuatan produk, prosedur pembersihan tangki, dst.
  4. Other method instruction;  training untuk trainer, bagaimana mempersiapkan dan melakukan training secara baik.
Sebagai salah satu contoh topik-topik training untuk peningkatan kompetensi pekerja dalam upaya mengurangi poetnsi risiko bahaya kimia adalah seperti terdapat didalam tabel berikut: 
No
Topik Training
Kompetensi
Bagian
Jabatan
Keterangan
1 Prosedur kerja standar dan instruksi kerja
Pokok
Semua
Operator s/d Manager
Kebutuhan disesuaikan dengan departemen masing-masing (SOP/WI)
2 Sistem Manajemen K3
Pokok/K3
Semua
Spv s/d manager
Pemahaman (SMK3, OHSAS 18001)
3 Respon keadaan darurat
Pokok/K3
Semua
Semua
Pemahaman dan praktek (SOP)
4 Bahan kimia berbahaya dan Penaganannya
Pokok/K3
Prod., Gudang, Lab, Enjinering
Operator s/d Manager
Kebutuhan disesuaikan dengan tingkat jabatan dan bersifat umum (NFPA, NIOSH)
5 MSDS dan Label Bahan Kimia (GHS)
K3
Prod., Gudang, Lab, Enjinering
Operator s/d Manager
Kebutuhan disesuaikan dengan tingkat jabatan dan bersifat umum (GHS,NFPA, UN)
6 Tata Cara Penyimpanan Bahan Kimia di Gudang
Pokok/K3
Gudang
Operator s/d Manager
Operator – UmumSpv& Mgr – Detil(CCPS, NFPA)
7 Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
K3
Prod, Gudang dan Lab
Operator s/d Manager
Operator – praktekSpv&Mgr – + pengetahuan (NFPA, CCPS)
8 Bahaya Reaktifitas Kimia
K3
Prod., Gudang, Lab, Enjinering
Operator s/d Manager
Operator – Bersifat umum (awareness)Spv & Mgr – Lebih detil /pemahaman (CCPS)
9 Penanganan BRK
K3
Prod., Gudang, Lab, Enjinering
Operator s/d Manager
Operator – Bersifat umum (awareness)Spv & Mgr – Lebih detil /pemahaman (CCPS)
10 Managemen BRK
K3
Prod., Gudang, Lab, Enjinering
Spv s/d Manager
Pemahaman (CCPS)
11 Indentifikasi dan analisis BRK
K3
Prod., Gudang, Lab, Enjinering
Spv s/d Manager
Pemahaman dan praktek (CCPS)
12 Analysis Tools untuk BRK
K3
Lab
Spv
Pemahaman dan praktek (CCPS, CRW 2)
Topik dan isi training harus disesuaikan dengan kebutuhan area kerja atau tanggung jawab dan tingkatan atau jabatan pekerja, karena umumnya tingkatan atau jabatan menunjukkan tingkat pendidikan pekerja. Sebagai contoh, operator bagian produksi memerlukan training keahlian dalam mengoperasikan mesin produksi, sementara teknisi dari bagian enjinering memerlukan training keahlian dalam perawatan dan perbaikan mesin produksi. Supervisor produksi lebih memerlukan training pengetahuan proses produksi dari pada keahlian dalam mengoperasikan mesin produksi.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Ismail.A (2010) dapat disimpulkan bahwa untuk mengurangi kesalahan pekerja yang berdampak pada bahaya kimia, maka diperlukan core competency dan safety competency yang baik. Tabel diatas merupakan topik training yang direkomendasikan untuk meningkatkan core dan safety competency pekerja sehingga dapat mengurangi risiko bahaya kimia dan bahaya reaktifitas kimia (BRK) ditempat kerja.